Oleh : Maz Narna
Mazmur ini adalah doa pertobatan yang paling mendalam dari seluruh kitab suci. Paling mendalam karena kehangatan permohonannya (17 kali), kesadaran akan dosa, akan artinya dan beratnya dan terutama akan semangat pertobatannya. Pertobatan sejati tidak hanya memohon ampun, bukan soal keluar-masuk kamar pengakuan (bagi orang katholik), melainkan pada pembaharuan hidup, pada pembaharuan dalam hati dan roh, pada jiwa yang hancur dan pada mempersembahkan hati yang patah dan remuk sebagai korban. Pertobatan yang sejati terjadi ketika manusia kembali kepada Allah dan hidup dalam Allah. Ini semuanya tidak terlaksana tanpa kekuatan Allah; kekuatan Roh-Nya yang Kudus. Akhirnya tidak ada pertobatan yang sejati tanpa semangat kerasulan, mewartakan kerahiman/kemurahan dan memberitakan puji-pujian kepada-Nya. Sungguh mengagumkan dalamnya pertobatan yang dapat disimpulkan dari doa pertobatan ini. Tidaklah mengherankan jika mazmur 51 ini telah dan selalu menjadi nyanyian sukacita pertobatan dan pemupukan kesalehan yang amat mendalam bagi yang terhitung banyaknya manusia yang mau kembali kepada Tuhan. Musik dan lukisan tidak ketinggalan mengabadikan alunan pertobatan pemazmur ini dalam nada, garis dan warna.
Kesadaran yang amat mendalam dari pemazmur akan dosanya sangat mengherankan. Manusia tidak perlu memaapkan diri kalau telah berbuat dosa. Apakah pandangan pemazmur ini tidak terlalu keras? Apakah ia kurang memperhatikan kelemahan manusia, akan kealpaan, kelemahan insani kita dalam menghadapi dunia sekitar kita? Bukankah manusia itu lemah? Semuanya itu diakui pemazmur, akan tetapi yang kerap membedakan kita dengan pemazmur adalah pengakuan penuh kerendahan hati bahwa kita lemah. Kerap orang berbuat dosa, tetapi kemudian memaapkan diri. Kesadaran yang mendalam akan dosa terjadi hanya melalui kerendahan hati. “makin rendah hati seseorang, makin peka ia terhadap dosa, bahkan yang paling kecil” (Max Scheler).
Berdosa berarti kehilangan yang amat pahit dari kegirangan dan sukacita keselamatan yang datang dari Allah. Memang pada awal dosa selalu ada sukacita, tetapi ujungnya menuju maut. Menerima pengampunan berarti mendengar kembali lagu sukacita itu. Perasaan itu terdapat dalam anak yang hilang dan kemudian kembali lagi (Luk 15:11-32). Tuhan Yesus mewartakan sukacita lain lagi yang belum terdapat dalam mazmur ini, yakni sukacita sorgawi; “demikian juga ada sukacita sorga karena satu orang berdosa bertobat, lebih dari sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan (ayat 15)” Ambil bagian dalam sukacita Allah adalah sukacita ganda, karena orang tahu bahwa ia dicintai oleh Allah yang maharahim. Selamat menikamati kemurahan Allah dalam Perjamuan Kudus-Nya.
Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: